Demokrat Bicara Peluang Kandidat Capres, PKP Persoalkan Jadwal Pemilu

10 Oktober 2021, 22:15 WIB
Dalam satu kesempatan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) bersilaturahmi menemui para pendiri & pengurus CSISIndonesia. Seperti diketahui AHY dan Partai Demokrat mempersiapkan diri dalam Pilpres 2024. /PublikTanggamus.Com/Twitter/@PDemokrat

PUBLIKTANGGAMUS.COM – Partai Demokrat mempersoalkan kuantitas capres 2024 yang skenarionya menguat dua pasang calon. Sementara Partai Keadilan dan Persatuan (PKP) lebih menyoroti jadwal Pemilu yang membuat repot parpol dalam memenuhi verifikasi faktual.

PKP menilai kadwal pemilu dimundurkan ke bulan Mei dinilai lebih moderat dibandingkan usulan KPU yang ingin memajukan ke bulan Februari.

Skema KPU dinilai memunculkan kerugian khususnya kepada parpol non-parlemen dan parpol baru yang berdasarkan Putusan MK Nomor 55/2020 diberi syarat yang lebih berat dari pada sembilan parpol parlemen.

Baca Juga: Gerindra Dukung Pemilu 2024 Digelar pada 15 Mei, Ini Alasannya

Sekretaris Jenderal PKP Said Salahudin menyebut jadwal Pemilu berkorelasi dengan banyak hal. Khususnya persiapan parpol dalam memenuhi persyaratan verifikasi.

Dengan adanya pembedaan syarat dari MK, maka usulan pemerintah agar jadwal pemilu dimundurkan ke bulan Mei terbilang lebih moderat.

Maka konsekuensinya pelaksanaan verifikasi akan dimulai lebih cepat dua bulan. ”Waktu begitu pendek bagi parpol memenuhi persyaratan verifikasi,” terang Said Salahudin, Minggu 10 Oktober 2021.

Baca Juga: JoMan Dukung Prabowo Subianto Dampingi Ganjar Pranowo di Pilpres 2024

Berdasarkan putusan MK, ada sembilan parpol parlemen hanya dipersyaratkan lulus verifikasi administrasi.

Sedangkan tujuh parpol non-parlemen dan parpol baru dipersyaratkan harus lulus verifikasi administrasi dan verifikasi faktual.

”Untuk dimajukan atau dimundurkan maka ajak semua parpol diajak dalam forum rembuk nasional,” tuturnya.

Baca Juga: AHY Optimis Menang, Kader Demokrat Bersatu Lawan Moeldoko

Sementara itu, Kepala Badan Komunikasi Strategis Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra lebih menyoroti kuantitas pasang calon presiden dan wakil presiden.

Jika hanya dua kandidat jelas akan menimbulkan polarisasi di kalangan masyarakat. Polarisasi tersebut, telah meninggalkan luka mendalam di tengah-tengah masyarakat Indonesia.

Pengalaman Pilpres 2024 jangan sampai terulang dan bukalah kesempatan bagi putra dan putri terbaik bangsa untuk berpartisipasi dalam Pilpres 2024.

Baca Juga: Terbukti Pagelaran Formula E Tidak Ada Persiapan Matang dan Jelas, Kent: Batalkan Saja!

”Bukan sebaliknya mempersempit ruang kontestasi dan memaksakan rakyat dihadapkan dua calon saja,” timpal Herzaky.

Kontestasi yang terbuka dapat memberi kesempatan kandidat terbaik bangsa untuk menunjukkan kinerja dan pengabdiannya.

”Jangan menghambat atau memotong-motong gerak karena ada tidak siap menghadapi kontestasi terbuka,” imbuhnya.***

Editor: Syaiful Amri

Tags

Terkini

Terpopuler