Arief Poyuono Ajari Ekonom dan Politisi Cara Menghitung Pertumbuhan Ekonomi, Isinya Sanjung Airlangga Hartarto

- 8 Agustus 2021, 20:43 WIB
Politisi Gerindra Arief Poyuono dengan seekor ayam jago yang diberi nama "Rambo". Foto yang dikirimkan Arief merepresentasikan rakyat yang paham cara mengitung PDB.
Politisi Gerindra Arief Poyuono dengan seekor ayam jago yang diberi nama "Rambo". Foto yang dikirimkan Arief merepresentasikan rakyat yang paham cara mengitung PDB. /Publiktanggamus.com/Dok/Arief Poyuono

PUBLIKTANGGAMUS.COM – Politisi Partai Gerindra Arief Poyuono tiba-tiba memberikan saran kepada para ekonom termasuk politisi yang disebutnya pesimistis menyikapi angka pertumbuhan ekonomi sebesar 7,07 persen.  

Entah siapa ekonom maupun politisi yang dimaksud. Tapi pernyataannya ini, sebagai upaya meluruskan pemikiran yang muncul dewasa ini terkait sikap pesimistis terhadap grafik Produk Domestik Bruto (PDB).  

”Para ekonom, pengamat, politisi yang ngerti ilmu ekonomi jangan nyinyir ya. Kalau ekonomi di Q2-2021 tumbuh 7,07 persen. Karena ngitungnya gini, PDB Q221-PDBQ220/PDBQ220×100%,” tulis Arief Poyuono kepada PublikTanggamus.com lewat pesan WhatsApp, Minggu 8 Agustus 2021.

Baca Juga: Politisi Gerindra Arief Poyuono Tawarkan Program KURDAK ke Presiden Jokowi, Fokusnya Rakyat Miskin!

 ”Jadi hitungan ringkasnya begini, Rp2.772,8-2.589,6/2.589,6×100% =7,07%. Ingat, hitungan ini harus konsisten ya, maaf kalau nyinyir ketahuan enga kelas nanti,” tandas pria yang sempat dijadikan sebagai juru debat Tim Sukses Capres-Cawares Prabowo-Sandi dengan nomor urut 02 pada 2019 lalu.  

Hitungan tersebut, sambung Arief Poyuono merupakan capaian dari kerja keras tim ekonomi yang dipimpin Menko Perekonomian Airlangga Hartarto.

”Patut kita syukuri dong. Tidak ada dalam ilmu ekonomi itu namanya pertumbuhan ekonomi semu, yang ada ya ngitung pertumbuhan ekonomi, ekonomatikanya ya kayak gitu,” timpalnya.

Baca Juga: Relawan Arief Poyuono Bergerak Berencana Pasang Baliho di Sejumlah Daerah, Gambarnya Bikin Ketawa

Sebabkan, sambung dia, PDB Q2-2020 faktanya rendah.  Faktor rendah juga karena adanyakebijakan yang harus diambil oleh pemerintah dalam rangka menyelamatkan masyarakat dari penularan pandemi Covid-19.

Halaman:

Editor: Syaiful Amri


Tags

Terkait

Terkini

x