Turki dan Rusia Buka Komunikasi Intens Dengan Taliban Termasuk Keamanan dan Bantuan Teknis

- 17 Agustus 2021, 20:38 WIB
Rakyat Afghanistan mengaku tidak akan memaafkan Ashraf Ghani yang kabur ketika Taliban menduduki Kabul.
Rakyat Afghanistan mengaku tidak akan memaafkan Ashraf Ghani yang kabur ketika Taliban menduduki Kabul. /PIXABAY/

PUBLIKTANGGAMUS.COM - Rusia tidak mau terburu-buru untuk mengakui Taliban sebagai otoritas yang sah di Afghanistan, demikian yang disampaikan menteri luar negeri Rusia Sergei Lavrov, Selasa 17 Agustus 2021.

Dilansir dari Reuters, Rusia menyerukan agar Afghanistan membentuk pemerintah yang terbuka yang melibatkan semua kelompok etnis di sana.

Baca Juga: Selandia Baru Kembali Lockdown Gara-gara Satu Warganya Terinfeksi Covid-19

"Kami melihat tanda-tanda menggembirakan dari Taliban yang mengatakan mereka ingin memiliki pemerintahan yang mencakup kekuatan politik lainnya," kata Lavrov kepada wartawan.

"Tetapi akan terlalu dini untuk mengatakan bahwa kami akan mulai membuat beberapa langkah politik secara sepihak," sambungnya.

Baca Juga: Remaja Singapura Dapat Rp2,3 Miliar Setelah Pulih Dari Serangan Jantung Akibat Vaksin Covid 19

Lavrov mendesak semua kelompok etnis di Afghanistan untuk mengadakan pembicaraan tentang masa depan negara itu setelah penarikan pasukan pimpinan Amerika Serikat menyebabkan jatuhnya pemerintahan sebelumnya.

Mengutip Kedutaan Besar Rusia di Kabul, kantor berita Rusia RIA melaporkan tengah berlangsung pembicaraan antara duta besar Dmitry Zhirnov dan perwakilan Taliban.

Baca Juga: Wow, Ahli Menyebut Taliban Dapat Rp574 Miliar Dari Bisnis Opium

Halaman:

Editor: Togar Harahap

Sumber: Reuters


Tags

Terkait

Terkini