Peneliti : Pesisir Pantai Utara Jawa Bakal Tenggelam 10 Tahun Mendatang

- 24 September 2021, 21:45 WIB
Ilustrasi - Perempuan berjalan ditepi pantai
Ilustrasi - Perempuan berjalan ditepi pantai /Pixabay/ana_l/

PUBLIKTANGGAMUS.COM Sejumlah wilayah yang berada di Pantai Utara Jawa (Pantura) akan tenggelam dalam 10 tahun mendatang. Hal tersebut disampaikan oleh Peneliti Ahli Utama Bidang Teknologi Penginderaan Jauh Organisasi Riset Penerbangan dan Antariksa (LAPAN) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Rokhis Khomarudin.

Selain perubahan iklim, manusia juga menjadi faktor yang signifikan dalam mempercepat penurunan permukaan tanah dalam wilayah pesisir utara Pulau Jawa. Konsumsi air tanah yang masif dan tidak terkendali menyebabkan turunnya permukaan tanah.

"Walaupun saat ini dampaknya belum terlalu terasa, namun risiko turunnya permukaan tanah jelas membawa kerugian besar, baik dari sisi sosial maupun ekonomi bagi negara kepulauan seperti Indonesia,” jelasnya.

Baca Juga: Cecak Jarilengkung, Spesies Baru dari Pulau Kalimantan Ditemukan

Rokhis memaparkan, berdasarkan hasil pemantauan citra satelit terbukti terjadi penurunan muka tanah di DKI Jakarta antara 0,1 cm hingga 8 cm per tahun, Cirebon antara 0,3 cm hingga 4 cm per tahun, Pekalongan antara 2,1cm hingga 11 cm per tahun, Semarang antara 0,9 hingga 6 cm per tahun, dan Surabaya antara 0,3 hingga 4,3 cm per tahun.

Masih dalam kesempatan yang sama, Peneliti Ahli Utama Pusat Riset Sains dan Teknologi Atmosfer LAPAN BRIN, Prof. Eddy Hermawan mengatakan fenomena turunnya permukaan tanah di pesisir utara Pulau Jawa lebih mengkhawatirkan dibandingkan dengan selatan Jawa yang struktur geologinya cenderung berbukit.

Baca Juga: Covid Varian Baru R.1 Terdeteksi di Panti Jompo AS

Ia menuturkan Cirebon, Pekalongan, Semarang, dan Surabaya adalah kota-kota pesisir utara Jawa yang paling rawan terhadap penurunan tanah ekstrim hingga tahun 2050.

Menurut Eddy, kondisi morfologi daerah pesisir yang relatif datar membuat hampir seluruh aktivitas pembangunan infrastruktur jalan dan perekonomian dipusatkan di utara Jawa. Itu membuat beban tanah karena bangunan dan penyedotan atas penggunaan air tanah menjadi lebih intensif dibandingkan dengan wilayah lain.

Halaman:

Editor: Togar Harahap

Sumber: LAPAN


Tags

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x