Ekspansi Listrik EBT, Pemerintah Mulai Garap PLTS Atap 3,61 Giga Watt

- 22 Agustus 2021, 18:15 WIB
PKS: Rancangan Permen ESDM Soal PLTS Atap Untungkan Orang Kaya & Bebankan PLN
PKS: Rancangan Permen ESDM Soal PLTS Atap Untungkan Orang Kaya & Bebankan PLN /Foto: Dok. ESDM.

Baca Juga: Duh Gusti! Potensi Tsunami Selat Sunda Diprediksi Capai Ancol-Tanjung Priok

Dadan meluruskan prosedur ekspor-impor listrik PLTS Atap dengan prinsip dimaksud. Berdasarkan hasil survei internal, hasil produksi listrik dari PLTS Atap tidak seluruhnya masuk ke jaringan PT PLN (Persero).

"Misalnya dari produksi listrik 100 kWh, kalau di rumah tangga hanya 24% masuk ke PLN. Sementara untuk industri, angkanya lebih kecil lagi antara 5-8% karena di produksi sendiri," tegasnya dalam rilis Kementerian ESDM.

Ia pun menampik skema ekspor-impor PLTS Atap yang dinilai dapat finasial PLN terganggu. "Jadi PLN bukan mengalami kerugian, tapi sisi pendapatannya berkurang. Pemerintah sudah menghitung itu. Makanya kami dorong untuk melakukan perbaikan dari sisi jam operasi pembangkit," ungkap Dadan.

Melalui proses pendekatan tersebut, pemerintah meyakini bahwa pangsa pasar PLTS akan tumbuh lebih cepat sehingga membantu percepatan EBT 23 persen di 2025.

Baca Juga: Ma'ruf Amin Minta Rumah Sakit Buat Inovasi Baru Untuk Tingkatkan Pelayanan

"Saya punya keyakinan kalau kita punya market 500 MW setahun di dalam negeri. Industri hulunya akan masuk ke sini dan di saat yang sama bisa meningkatkan dari sisi Tingkat Komponen Dalam Negeri," harap Dadan.

Dadan mengungkapkan, sementara ini rencana penambahan kapasitas PLTS dalam draf RUPTL 2021-2030 setidaknya mencapai sekitar 5 gigawatt (GW). "Dari sisi kapasitas memang ini masih didiskusikan yang masuk RUPTL berapa GW, tapi angkanya sudah di 5 GW akan masuk di RUPTL untuk 10 tahun ke depan," ungkapnya.

Halaman:

Editor: Togar Harahap

Sumber: Rilis


Tags

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah