Azis Syamsuddin, Mantan Tukang Cuci Mobil yang Karakternya ‘Dibunuh’

- 1 Februari 2022, 02:28 WIB
Azis Syamsuddin berjalan usai sidang lanjutan di Gedung Pengadilan Tipikor, Jakarta.
Azis Syamsuddin berjalan usai sidang lanjutan di Gedung Pengadilan Tipikor, Jakarta. /Antara/Reno Esnir

”Itu yang saya rasakan selama saya di Australia,” ucap Azis. Di saat orang lain lelap, pukul 00.00 di negeri Kangguru (Australia) dirinya harus menempa fisik sebagai tukang cuci mobil di pool taksi.

Azis juga mengaku melakukan pekerjaan lain saat kuliah lanjut di University of New South Wales, Sydney, Autralia pada 1998.

”Kemudian setelah cuci mobil dengan gaji 50 dolar Australia pada saat itu per hari, saya juga menjadi loper koran yang harus saya lakukan pukul 06.00, dengan gaji 17 dolar Australia per hari saat itu,” ungkap Azis.

Ia pun menyebut pengalaman itu selalu membekas, begitu berat jika membayangkan proses kehidupan yang dilalui.

”Pahit getir yang harus saya lalui. Saya harus makan sehari sekali untuk mengirit biaya, saya apply ke student konsesi untuk mendeklarasikan sebagai orang miskin di Australia, dan harus makan sehari sekali yaitu pukul 11-12 dengan membayar 5 dolar Australia all you can eat. Kartu itu saya ajukan ke pemerintah New South Wales untuk bertahan di Australia,” tuturnya.

Azis Syamsuddin juga mengungkapkan perjuangannya saat mengambil gelar master di bidang keuangan ini yang secara tidak langsung membentuk karakternya.

”Kita sama-sama mengetahui ekonomi sangat kacau pada tahun 1998. Pada saat bersamaan saya dan istri menanti kelahiran putra kedua saya, saya harus dengan biaya mencari tambahan pemasukan untuk hidup selama hidup di kangguru,” terang Azis.

Dalam pleidoi yang dibacakan selama lebih dari satu jam tersebut, Azis mengungkapkan ia memiliki dua gelar sarjana yaitu di bidang hukum dan ekonomi.

Setelah menyelesaikan pendidikan pasca sarjana di Australia, Azis juga mengambil doktor di bidang hukum di Universitas Padjajaran pada 2007.

”Orang tua saya mengajarkan saya untuk tidak mudah berputus asa dan berleyeh-leyeh. Perjalanan karir saya dimulai dari tahun 1993 di perusahaan asuransi saat menulis skripsi sambil menawarkan asuransi door to door hanya untuk mendapatkan komisi. Lalu pidah ke dunia perbankan di bank swasta yaitu di treasury,” ungkap Azis.

Halaman:

Editor: Syaiful Amri

Sumber: Antara


Tags

Terkait

Terkini