Webinar Vaksinasi#2, SKK Migas-Petrochina Dorong Perubahan Prilaku Masyarakat Redam Covid-19 Varian Baru

26 Agustus 2021, 15:15 WIB
Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Nasional, Sonny Harri B. Harmadi pada webinar yang digelar SKK Migas–PetroChina International Jabung Ltd., Rabu 25 Agustus 2021. /Publiktanggamus.com/Syaiful Amri

PUBLIKTANGGAMUS.COM - Pentingnya perubahan perilaku masyarakat dalam menghadapi pandemi menjadi kunci dalam menekan sebaran wabah Virus Corona (Covid-19).

Ini pula sejalan dengan langkah Pemerintah Indonesia yang terus memaksimalkan program vaksinasi sebagai upaya meningkatkan herd immunity (kekebalan kelompok) yang berdampak pada perlindungan tidak langsung terhadap penyakit menular.

Penegasan ini disampaikan Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Nasional, Sonny Harri B. Harmadi pada webinar yang digelar SKK Migas–PetroChina International Jabung Ltd., Rabu 25 Agustus 2021.

Baca Juga: Sudah 3.388 Orang Meninggal di Lampung Akibat Covid-19, Wiku: Perkuat Posko Segera!

”Langkah terbaik yang harus dilakukan adalah fokus pada perubahan prilaku individu. Cara ini untuk memutus mata rantai penularannya dengan cara yang tepat, cepat dan akurat,” terangnya.

Mengubah perilaku hidup dengan tertib 5M yakni memakai masker, mencuci tangan dengan air mengalir, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, dan mengurangi mobilitas adalah hal sederhana tapi kerap diabaikan.

Pemerintah sendiri begitu gencar melakukan sosialisasi pentingnya menerapkan 5M. Ini dibarengi dengan dibangunnya sejumlah fasilitas dari ruang isolasi sampai pemenuhan oksigen di rumah sakit.

Baca Juga: Masyarakat Diminta Lapor Jika Diminta Biaya Vaksin Covid-19

Sementara membaiknya prasarana kesehatan, penyediaan obat, sejalan dengan pemahaman para tenaga medis dalam menangani masyarakat yang terpapar Covid-19.

Dan dalam perjalanannya, lanjut Sonny, para ahli, dokter-dokter kerap memberikan edukasi pada masyarakat baik langsung maupun secara virtual. Termasuk dalam penangan pasien terpapar Covid-19.

”Artinya, kini kita mengubah strategi. Kalau dulu fokus pada hilir untuk percepatan penanganan pengobatan, sekarang kita lebih banyak pada upaya-upaya di hulu,” jelasnya.

Baca Juga: Antisipasi Pasien Covid-19 Membludak, PUPR Tambah 359 Bed Perawatan di RSCM

Upaya, jelas Sonny ada dua hal, pertama dengan strategi perubahan perilaku, kedua adalah testing dan tracing.

Strategi di hulu tersebut terbukti ampuh menurunkan sebaran. Ini dibuktikan dengan kasus aktif Covid-19 yang awalnya menembus 4 juta kasus.

Belakangan, tren penularannya menurun signifikan. ”Meski kasus kematian masih cukup tinggi dan ini menjadi perhatian kita bersama,” ucap Sonny.

 

Kondisi di Jambi misalnya, dinilai sudah membaik. ”Kami sangat mengapresiasi teman-teman (satgas, red)  yang bekerja maksimal,” jelas Sonny.

Hasil yang didapat sangat terlihat. Kini kasus terkonfirmasi positif di Jambi menjadi 159 kasus, meninggal empat orang dan kasus aktifnya terus menurun.

Dalam kesempatan itu, Sonny juga menyinggung perilaku masyarakat yang kurang tertib dalam menjalankan aktivitas keseharian. Seperti memakai helm dan sabuk pengaman.

Baca Juga: Bicara Hak Konstitusional, Puan Maharani Kaitkan Pandemi Covid-19 dengan Lahirnya UU 1945

Hal ini, tentu membutuhkan waktu dalam memberikan pemahaman publik. Sosialisasi tetap harus dijalankan secara masif.

Saat ini, lanjut Sonny, banyak varian Covid-19. Meski demikian upaya pencegahannya tetap sama, yakni memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan.

Sonny mencontohkan beberapa negara yang terlalu percaya diri dengan melonggarkan perilaku hidup protokol kesehatan, setelah angka penurunan kasus aktif penularan.

Baca Juga: Jokowi Akui Daya Beli Masyarakat Menurun, Porang Dibahas di Istana Negara

”Tapi begitu ada pelonggaran, boleh nggak pakai masker. Apa yang terjadi, meledak kasusnya,” ungkap Sonny.

Jadi bagaimana pun harus diakui bahwa cara efektif, cara terbaik melakukan pencegahan adalah dengan mematuhi protokol kesehatan.

Beberapa negara yang disebutkan Sonny di atas yakni Amerika, Israel, dan Australia. Negara-negara tersebut pada awal-awal begitu ketat dalam penerapan protokol kesehatannya. Ini dibuktikan dengan metode lockdown.

Baca Juga: 575 Ribu Warga Meninggal, CBF Perbolehkan 12 Ribu Sporter Nonton Langsung Laga Brazil Vs Argentina

Sonny juga mencontohkan strategi mengubah perilaku masyarakat, seperti memberi petunjuk pada tempat cuci tangan berupa stiker berbentuk telapak kaki.

”Pada akhirnya banyak orang yang mengikuti petunjuk tersebut. Ini bermanfaat,” imbuhnya.

Harapannya, akan terus tumbuh tingkat disiplin masyarakat terhadap berubah perilakunya karena munculnya motivasi dan kesadaran.

 

”Memberikan edukasi secara intens diyakini akan mengubah prilaku. Lalu apa tagline yang kami gunakan? ingat pesan Ibu, iman, aman, dan imun,” terang Sonny.

Hadir dalam webinar tersebut Kepala Perwakilan SKK Migas Sumbagsel, Anggono Mahendrawan, dan VP HR & Relations PetroChina International Jabung Ltd Dencio Renato Boele. Kegiatan webinar ini juga diprakarsai Inline Management Consulting.***

Editor: Syaiful Amri

Tags

Terkini

Terpopuler