PUBLIKTANGGAMUS.COM - Joji Kuswanto Humas Gerakan Aksi Mahasiswa Selamatkan KPK menegaskan aksi demo yang dilakukan hari ini, Senin 27 September 2021 merupakan aksi murni untuk menjaga integritas Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Langkah aksi ini pun, mendorong Ketua KPK Firli Bahuri untuk lebih terbuka, transparan dalam menjalankan tugas pokok menegakan hukum sebagaimana mestinya. Pemecatan 57 pegawai KPK itu pun ditengarai bukan persoalan administrasi.
Gerakan mahasiswa yang diberi nama Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) menekankan bahwa Ketua KPK Firli Bahuri tidak memiliki unsur like and dislike dan skenario ’hitam’ yang berimbas dipecatnya Novel Baswedan dan 56 pegawai KPK lainnya.
Baca Juga: Formula E Digelar Juni 2022, Tina Toon: Apa Manfaatnya Buat Rakyat?
”Aksi yang dilangsungkan murni mendorong KPK untuk menjaga integritas. Hari ini kami telah menyampaikan tuntutan. Kami pun ingin bertemu langsung dengan Ketua Firli Bahuri, sayangnya dia keluar kota, infonya ke Jambi,” terang Joji Kuswanto.
Aksi BEM SI, sambung Joji, dilakukan sebagai bentuk keperihatinan terhadap kondisi dan fakta-fakta yang menuai kontroversi yang terjadi di Gedung Merah Putih, Setia Budi, Jakarta Selatan selama ini.
Aksi yang dilakukan mahasiswa berjalan tertib. Menggunakan protokol kesehatan. ”Ekspresi menyampaikan ini adalah bentuk sikap kritik. Tuntutan ini lahir dari keperihatinan terhadap kondisi KPI, kalau ini dianggap gerakan ini tidak tepat, sangat salah. Gerakan ini dilindungi UU,” jelas Joji.
Joji menegaskan, gerakan ini akan terus berlanjut hingga tuntutan ini terpenuhi. Ini merupakan sikap kritis yang harus didengar dan dipertimbangkan Presiden Joko Widodo untuk mengembalikan hak 57 pegawai KPK sebagai ASN.