Sembuh dari Paparan Covid-19 Rentan Rematik, Ini Penjelasan Dokter Rudy

- 4 Desember 2021, 10:41 WIB
Ilustrasi: Rematik
Ilustrasi: Rematik /Pixabay/@planet_fo

PUBLIKTANGGAMUS.COM - Usai Terpapar Covid-19 muncul kerentanan adanya penyakit baru yang akan dibawa manusia. Salah satunya reumatik autoimun.

Lalu apakah hanya ancaman reumatik autoimun atau bahasa keseharianya lebih dikenal rematik? kekhawatiran ini pasti dialami bagi masyarakat yang sempat tersiksa dengan virus mematikan itu.

Dari sejumlah literasi yang ada, sebenarnya belum ada data akurat usai terpaparan Covid-19 akan memicu penyakit reumatik autoimun.

Baca Juga: Asam Urat Sembuh Asal Konsumsi Daun Seledri Rutin

Tapi sejumlah jurnal melaporkan adanya pasien yang didiagnosis arthritis rheumatoid (RA) pascainfeksi Covid-19 namun hasil penelitian belum diungkapkan secara luas, lengkap dan menyeluruh.

Sejauh ini ahli kesehatan tengah melakukan penelitian guna menjawab munculnya sejumlah pertanyaan terkait hal tersebut.

Yang pasti, penyakit reumatik autoimun diketahui merupakan hasil interaksi adanya faktor genetik yang memudahkan munculnya kondisi autoimun, ditambah dengan faktor lingkungan.

Baca Juga: Geger Komedian Tukul Arwana Meninggal Dunia, Ini Penjelasan Dokter

Dr. dr. Rudy Hidayat, Sp.PD-KR mengatakan berbagai laporan yang ada, infeksi Covid-19 lebih besar dampaknya pada pasien dengan autoimun, apalagi dengan terapi imunosupresan atau obat yang menekan sistem imun.

Di samping itu, infeksi dapat menjadi pemicu aktivitas penyakit autoimun. Ini menjadi dasar mengapa pasien autoimun dianjurkan untuk segera melakukan vaksinasi Covid-19.

”Belum ada data yang mencukupi untuk memastikan apakah sembuh dari Covid-19 bisa memicu penyakit reumatik autoimun,” jelas Rudy Hidayat Dokter spesialis penyakit dalam kosultan reumatologi dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) itu dikutip PublikTanggamus.com dari Antara.

Baca Juga: Perhatikan! Berikut 3 Sayur yang Ampuh Bantu Turunkan Gula Darah

Pkondisi autoimun, yang terkendali, sambung Rudy ada keuntungan yang lebih besar dibandingkan risikonya.

”Sedangkan untuk kondisi pascainfeksi, nampaknya tidak terdapat perbedaan yang signifikan yang berkaitan dengan kondisi autoimun yang diderita, kecuali adanya post-covid syndrome yang dapat memperberat kondisi autoimun,” tutur Rudy.***

Editor: Syaiful Amri

Sumber: Antara


Tags

Terkait

Terkini