3 Makna Tasawuf, Ilmu untuk Mendekati Allah

- 7 Februari 2022, 06:04 WIB
Para ahli sulit mendefinisikan tasawuf secara lengkap
Para ahli sulit mendefinisikan tasawuf secara lengkap /Pixabay/Mirza-Waqar-Ahmad


PUBLIKTANGGAMUS.COM - Tasawuf yang merupakan salah satu ilmu dalam Islam.

Dalam perkembangan selanjutnya, tasawuf kemudian menjadi mengandung makna baru.

Para ahli memberikan banyak definisi mengenainya sehingga Annemarie Schimmel mengatakan, sulit mendefinisikan tasawuf tersebut secara lengkap.

Baca Juga: Dokter Sebut Vaksin Covid-19 untuk Anak-anak Sangat Penting, Ini Penjelasannya!

Hal itu merupakan karena kita hanya dapat menyentuh salah satu sudutnya saja.

Definisi-definisi tersebut hanya dapat menjadi petunjuk awal untuk menyelaminya agar lebih jauh.

Dikutip Pikiran-Rakyat.com dari buku 'Almanak Alam Islami Sumber Rujukan Keluarga Muslim Milenium Baru' terbitan Pustaka Jaya yang ditulis oleh Rachmat Taufiq Hidayat, H. endang Saiuddin Anshari, Thomas Djamaluddin, dan Nia Kurnia, berikut ini penjelasannya.

Baca Juga: Covid-19 Memengaruhi Indera Penciuman? Peneliti Ungkap Ini

Menurut para sufi, pandangan kita masih tertutup. Ibn 'Arabi (560-638 H./1165-1240 M.) mengatakan bahwa kita masih berada di alam la huwa, tak hidup di alam Huwa.

Oleh sebab itu, yang kita lihat bukanlah Dia. Jadi, pengertian yang ketiga dari tasawuf berkaitan dengan pandangan soal realitas.

Sufi memandang suatu keadaan ketika dia meniadakan segala-galanya, dan yang ada hanyalah Tuhan.

Baca Juga: Ganja Diuji Coba jadi Obat Long Covid-19? Peneliti Ungkap Ini

Karena sulitnya memberikan definisi yang lengkap tentang tasawuf, Abu al-Wafa' al-Ganimi at-Taftazani tidak merumuskan definisi tasawuf dalam bukunya Madkhal ilā atTasawwuf al-Islāmi (Pengantar ke Tasawuf Islam), melainkan hanya mengemukakan ciri-ciri umum tasawuf, yakni:

a. memiliki nilai-nilai moral;

b. pemenuhan fana (sirna) dalam realitas mutlak;

c. pengetahuan intuitif langsung;


d. timbulnya rasa kebahagiaan sebagai karunia
Allah SWT dalam diri sufi karena tercapainya maqāmät (maqam-maqam atau tingkatan-tingkaatan);

e. penggunaan lambang-lambang pengungkapan yang biasanya mengandung pengertian harfiah dan tersirat.***

Editor: Syaiful Amri

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Terkait

Terkini