Covid-19 Memengaruhi Indera Penciuman? Peneliti Ungkap Ini

- 6 Februari 2022, 07:00 WIB
Ilustrasi covid -19
Ilustrasi covid -19 /PIXABAY/rottonara


PUBLIKTANGGAMUS.COM - Sekitar lebih dari 5,7 juta penduduk di seluruh dunia telah meninggal karena terinfeksi virus Covid-19.

Di Amerika, suntikan booster Covid-19 sekarang tersedia untuk orang yang berusia 12 tahun ke atas.

Menurut data, lebih dari 63 persen dari total populasi AS divaksinasi lengkap.

Baca Juga: SIMAK! Ini Perbedaan Antara Omicron dan Flu Biasa

Penelitian terbaru yang diterbitkan dalam jurnal Cell, menuturkan mengapa beberapa orang dengan gejala Covid-19 merasakan kehilangan indra penciumannya.

Temuan itu menunjukkan bahwa infeksi virus corona SARS-CoV-2 secara tak langsung "mematikan" aksi reseptor penciuman, yakni protein pada sel saraf di hidung yang mendeteksi molekul yang terkait dengan bau.

Penelitian yang dipimpin oleh para peneliti dari NYU Grossman School of Medicine dan Columbia University, juga bisa menjelaskan efek Covid-19 pada jenis sel otak lainnya, dan efek neurologis Covid-19 yang meliputi kabut otak, sakit kepala, dan depresi.

Baca Juga: Covid-19 Kembali 'Menggila' di Lampung, Penambahan Kasus Tembus 33.729 Orang

"Temuan kami memberikan penjelasan mekanistik pertama tentang hilangnya penciuman pada Covid-19 dan bagaimana hal ini dapat mendasari biologi Covid-19 yang panjang,” ungkap penulis koresponden Benjamin tenOever, PhD, profesor di departemen kedokteran dan mikrobiologi di NYU Langone Health, sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Healthline pada 4 Februari 2022.

Sebagian besar gejala orang yang terkena Covid-19 yakni kehilangan indera penciumannya.

Untuk bisa meminimalisir dampak penularan Covid-19, saat ini di semua negara sedang dilakukan vaksinasi.
Baca Juga: Kabar Gembira! Serial Layangan Putus Bakal Tayang di TV, Ini Kata Netizen
Hal itu diharapkan dapat mencegah jatuhnya banyak korban akibat virus Covid-19.

Di Inggris Raya sudah menyetujui vaksin Covid-19 dua dosis Novavax, Nuvaxovid, untuk digunakan pada orang berusia 18 tahun ke atas, menurut siaran pers dari pembuat obat.

"Badan Pengatur Obat dan Produk Kesehatan (MHRA) telah memberikan izin edar bersyarat (CMA) untuk Vaksin Nuvaxovid™ Covid-19 (rekombinan, adjuvant) untuk imunisasi aktif guna mencegah COVID-19 yang disebabkan oleh SARS-CoV-2 pada individu 18 tahun dari usia dan lebih tua di Hebat.Inggris,” perusahaan mengumumkan.

Baca Juga: Simak! 3 Kebiasaan Baik Wajib Diterapkan saat Ramadhan

Nuvaxovid merupakan vaksin berbasis protein pertama yang diizinkan untuk digunakan di Inggris.

“Kami berterima kasih kepada agensi atas proses peninjauannya yang menyeluruh dan sangat berterima kasih kepada peserta uji klinis dan situs uji coba di Inggris, serta Gugus Tugas Vaksin, atas dukungan berkelanjutan dan kontribusi penting mereka untuk program ini.”

Stanley C. Erck, presiden dan CEO Novavax, menuturkan dalam sebuah pernyataan.***

Editor: Syaiful Amri

Sumber: Depok.pikiran-rakyat.com


Tags

Terkait

Terkini