Waspada Meluas, Omicron Sudah Masuk Jawa Timur, Ini Kronologinya

3 Januari 2022, 13:11 WIB
Ilustrasi: Waspada Omicron /Syaiful Amri/PublikTanggamus.com

PUBLIKTANGGAMUS.COM – Varian baru Covid-19 B.1.1.529 (Omicron) sudah masuk ke Provinsi Jawa Timur.

Protokol kesehatan yang ketat dan mewaspadai meluasnya Omicron dengan hidup sehat adalah upaya memutus rantai sebarannya.

Khusus di Jawa Timur, terdeteksi varian Omicron dari seorang warga Surabaya berinisial TYC.

Baca Juga: Omicron di Indonesia Bertambah 68 Kasus , Semua Pasien Merupakan Pelaku Perjalanan Luar Negeri

TYC melakukan perjalanan menggunakan kendaraan pribadi, berwisata selama 5 hari bersama dengan suaminya SJJ.

Dari fakta yang ditunjukan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, TYC positif COVID-19 setelah melalui pemeriksaan whole-genome sequencing (WGS) yang dikeluarkan pada 2 Januari 2022.

Sayangnya, pihak Dinas Kesehatan Jawa Timur tidak membeberkan tempat wisata yang dituju tersebut.

Baca Juga: Suara Serak Bisa Jadi Gejala Awal Terinfeksi Varian Omicron, Ini Kata Dokter Afrika Selatan

Dari keterangan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur dr Erwin Astha Triyonno yang dikutip PublikTangamus.com dari Antara menyebut TYC berlibur sejak 20 Desember 2021.

YTC menggnakan aplikasi PeduliLindungi. Namun, usai berwisata dan tiba di Jawa Timur pada Sabtu 25 Januari 2021 TYC mengeluh dengan tenggorokannya. Ia merasakan adanya lendir.

Setelah mengalami kondisi tersebut, Selasa 28 Desember 2021, TYC melakukan tes usap RT-PCR. Hasilnya, positif dengan CT Value 26.

Baca Juga: Kasus Varian Omicron di Indonesia Beetambah Jadi 46

Selanjutnya pada 30 Desember, Erwin Astha Triyonno menyebut dengan hasil ini YTC disarankan untuk menyarankan sebuah rumah sakit di Surabaya sambil menunggu hasil WGS-nya keluar.

Mendapati fakta ini, Dinkes Jatim langsung bergerak melakukan langkah-langkah cepat dengan berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Kota Surabaya termasuk Puskesmas.

Hasil koordinasi dilakukan tracing terhadap orang yang melakukan kontak dengan YTC melalui swab RT-PCR.

Target swab RT-PCR ditujukan pada 4 orang keluarga. Hasilnya 1 dinyatakan positif (TGO) sementar 3 lainnya negatif.

Selain 4 orang, pihak Dinkes setempat juga melakukan swab RT-PCR terhdap 10 tetangga. Hasilnya negatif.

”Yang kontak erat telah melakukan karantina di rumah selama 14 hari sejak 28 Desember 2021 di bawah pengawasan Puskesmas dan Satgas COVID-19 sehingga dipastikan penerapan protokol kesehatan dan karantina secara disiplin,” ungkapnya.

Untuk diketahui, varian COVID-19 Omicron dapat menyebabkan pasien mengalami gejala yang hanya terjadi pada malam hari.

Baru-baru ini, seorang dokter di Inggris mengklaim varian baru ini menyebabkan beberapa orang yang terinfeksi banyak berkeringat di malam hari.

Dr. Amir Khan dari Layanan Kesehatan Nasional Inggris (NHS) menyebutkan, di antara lima pasien COVID-19 yang terinfeksi varian Omicron, salah satunya mengalami gejala menonjol karena hanya muncul pada malam hari.

Dia seperti dikutip dari Medical Daily, berkeringat di malam hari yang dialami pasien bisa menyebabkannya bangun dan berganti pakaian.

Ini bukan pertama kalinya para ahli mengamati keringat berlebih di malam hari pada pasien COVID-19.

Pada Desember lalu, sekelompok peneliti juga mencatat sebanyak 114 orang dari 212 peserta studi melaporkan banyak berkeringat, sementara 102 dari mereka melaporkan berkeringat pada malam hari saat memerangi virus.

Sementara itu, penelitian berbeda yang diterbitkan Rumah Sakit Guizhou University beberapa waktu lalu menunjukkan keringat malam bisa menjadi gejala pertama pneumonia COVID-19.

Namun, laporan ilmiah itu tidak didukung bukti yang luas sehingga penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mendukung apa yang peneliti temukan.

Meski demikian, beberapa ahli medis sejak itu mengakui keringat malam sebagai salah satu gejala infeksi COVID-19.

Juru Bicara Kementerian Kesehatan RI Siti Nadia Tarmizi mengajak masyarakat untuk menjadikan vaksinasi COVID-19 dan disiplin protokol kesehatan (prokes) sebagai resolusi yang perlu dicapai pada 2022.

Nadia mengatakan hal istimewa dari vaksinasi dan disiplin prokes adalah membawa bangsa Indonesia cenderung lebih aman dari gelombang lanjutan pandemi COVID-19.

Menurut Nadia, pemerintah masih mengejar pemenuhan cakupan vaksinasi pada kelompok masyarakat rentan yang memiliki kemungkinan keparahan atau meninggal dunia saat tertular SARS-CoV-2 penyebab COVID-19.***

Editor: Syaiful Amri

Sumber: Antara

Tags

Terkini

Terpopuler