FJPI Ajak Media Massa Digital Sadar Sensitif Gender

- 7 Februari 2022, 12:57 WIB
ilustrasi jurnalis perempuan
ilustrasi jurnalis perempuan /

PUBLIKTANGGAMUS.COM-Ketidaksensitifan gender masih menjadi persoalan dalam industri media massa era digital. Penempatan perempuan sebagai umpan klik (clickbaitmarak dilakukan hanya demi mengejar tayang. 

Fakta tersebut terungkap pada diskusi bertema “Tantangan Jurnalis Perempuan di Era Digital” yang diselenggaraakn Forum Jurnalis Perempuan Indonesia (FJPI). Diskusi yang merupakan bagian peringatan Hari Pers Nasional (HPN) tersebut digelar secara daring pada Sabtu 5 Februari 2022 lalu. 

Peran jurnalis perempuan disebut dapat mengubah penormalisasian perempuan sebagai clickbait dalam era digital tersebut. Caranya, tentu saja dengan tidak terjerumus dan terus menunjukan kesensitifan gender dalam karya-karyanya. 

Baca Juga: Langsung Kerja, Ganjar: Terima Kasih Doanya, Maaf Bagi yang Belum Saya Balas Pesannya

Penyadaran kesensitifan gender dalam media massa bukan saja tugas jurnalis perempuan, tetapi semua pihak yang terlibat dalam industri tersebut. 

Di samping bergumul dengan gerakan kesensitifan gender dalam media massa, jurnalis perempuan juga masih disibukkan dengan kampanye anti kekerasan terahadap jurnalis perempuan. 

Baca Juga: 3 Makna Tasawuf, Ilmu untuk Mendekati Allah

Pada 2020, kekerasan terhadap jurnalis perempuan meningkat dibanding dua tahun terakhir. Kekerasan terhadap jurnalis perempuan marak terjadi secara daring. 


Sebanyak 73 persen dari 900 jurnalis perempuan dari 125 negara mengalami hal tersebut secara daring. 

Halaman:

Editor: Irfan Farhani


Tags

Terkait

Terkini