Skandal Pelecehan Seksual Pejabat WHO di Kongo Mencuat, Bantuan Kemanusiaan Distop

- 29 Oktober 2021, 00:32 WIB
Direktur Utama WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus.
Direktur Utama WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus. /Reuters

PUBLIKTANGGAMUS.COM - Komisi Eropa akhirnya menangguhkan pendanaan untuk program-program Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) di Republik Demokratik Kongo atas skandal pelecehan seksual yang mencuat.

Surat 7 Oktober dari Komisi bertanda "SENSITIF" memberi tahu WHO tentang penangguhan pembiayaan untuk lima program WHO termasuk operasi Ebola dan Covid-19 di Republik Kongo.

Nilainya anggaran yang distop tak tanggung-tanggung, menembus 20,7 juta euro atau sekitar Rp340.532.280.331.

Baca Juga: Sebut PTM Lebih Baik Bagi Kesehatan Anak, WHO dan UNICEF Dorong Indonesia Buka Seluruh Sekolah

”Dana yang ditangguhkan tidak mempengaruhi pendanaan UE untuk operasi WHO di tempat lain," jelas sumber Reuters yang dikutip PublikTanggamus.com, Jumat 29 Otober 2021.

Penangguhan pendanaan UE meningkatkan tekanan diplomatik agar Direktur Utama WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus, segera mengambil tindakan lebih lanjut atas pelanggaran yang dilakukan para petugas WHO.

Fatalnya dalam surat yang dilayangkan ke WHO tersebut, disertai pula dokumentasi perbuatan pelecehan seksual akibat kelalaian manajemen WHO.

Baca Juga: WHO Soroti Perbaikan Penanganan Covid-19 di Indonesia, Puan: Keberhasilan Atas Kontribusi Semua Pihak

Cara ini dilakukan untuk mencegah persitiwa serupa terulang kembali. WHO sendiri belum mengambil sikap atas skandal yang mencuat tersebut.

Halaman:

Editor: Syaiful Amri

Sumber: Reuters


Tags

Terkait

Terkini