Network
"Saya sendiri sejak Juni 2021 secara langsung terus memantau dan berinteraksi dengan korban dan orang tuanya untuk memastikan anak-anak mendapatkan hak perlindungannya," ungkap Atalia.
Alasan mengapa kasus ini tidak diekspos karena memperhatikan dampak negatif yang dapat terjadi terhadap kejiwaan para korban.
Atalia juga membeberkan jika sejak bulan Mei 2021, UPTD PPA Jabar bersama PPA Polda Jabar juga sudah bekerja sama dengan kota serta kabupaten terkait untuk menangani kasus Herry Wirawan.
Baca Juga: Kabar Duka, Wali Kota Bandung Oded M Danial Meninggal Dunia Jelang Khutbah Jumat
"Kejadian biadab ini juga sudah ditangani oleh UPTD PPA Jabar bersama dengan PPA Polda Jabar sejak 27 Mei 2021, bekerja sama dengan kota dan kabupaten terkait," jelasnya.
Dalam kronologi yang disampaikan, dikatakan jika DP3AKB Jabar sudah melakukan sejumlah pendampingan, seperti pendampingan hukum, psikologis, dan juga pemenuhan hak-hak pendidikan.
Selain itu, mereka juga tak lupa untuk melakukan reunifikasi terhadap keluarga korban.
Melalui penjelasan itu, Atalia lantas menegaskan jika Pemprov Jawa Barat bersama dirinya sudah memperhatikan kasus tersebut bahkan sebelum hal ini ramai dibicarakan publik.
Baca Juga: 6 Komplotan Pelaku Curas Diringkus Tim Gabungan Tekab 308 Polda Lampung, Ini modusnya!
DP3AKB Jabar berharap semoga ramainya pemberitaan terkait predator seks Herry Wirawan di media sosial tidak mengganggu psikologis para korban serta keluarganya.
