Teganya, Wali Murid Kroyok Guru Desa Pondok Batu Lantaran Hal Sepele

- 11 Desember 2021, 05:58 WIB
Ilustrasi: Pihak sekolah lapor pengeroyokan sorang guru di Bengkulu.
Ilustrasi: Pihak sekolah lapor pengeroyokan sorang guru di Bengkulu. /Pixabay/geralt/

PUBLIKTANGGAMUS.COM - Lantaran menegur anak didik, teganya wali murid dibantu dua rekannya mengeroyok Wayan, seorang guru SDN 5 di Desa Pondok Batu, Kecamatan Kota Mukomuko, Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu.   

Langkah cepat pun telah kepala sekolah, guru, dan kepala desa telah melaporkan tiga orang pelaku pengeroyokan guru di sekolah tersebut kepada Kepolisian Resor Mukomuko.

Pihak sekolah minta kepada aparat penegak hukum di daerah ini menangani masalah guru yang menjadi korban pengeroyokan seadil-adilnya. Jangan sampai kejadian ini membuat mutu pendidikan di daerah ini turun.

Baca Juga: DPR Kawal Rekrutmen Sejuta Guru Honorer

Ketua PGRI Kabupaten Mukomuko Rasita didampingi Saksi Bidang Advokasi PGRI Arbing Son di Mukomuko, Jumat mengatakan guru SD 5 Kota Mukomuko bernama Wayan ini dikeroyok diduga karena sebelumnya guru ini menegur salah satu siswa kelas 5 SD yang memukul siswa kelas 1.

"Pada saat guru menegur siswa ini pak Wayan menepis pipi siswa dan kebetulan siswa ini kesakitan sariawan," terangnya, Jumat 10 Desember 2021.

Terkait dengan kejadian ini, Rasita berharap kepada pihak terkait agar permasalahan ini ditindaklanjuti supaya ada kenyamanan guru mengajar di sekolah.

Baca Juga: Oknum Guru Remas Payudara Siswi Viral di Media Sosial, Polres Minahasa Selatan Turun Tangan

Menurutnya, kalau terjadi hal seperti ini guru tidak nyaman mengajar lagi dan membuat guru tidak betah mengajar.

Seharusnya semua pihak harus profesional dalam menyelesaikan permasalahan ini, jangan main hakim sendiri lebih baik masalah ini diselesaikan secara baik-baik.

Selan itu, menurutnya, kejadian ini membuat profesi guru tidak dihargai lagi itu, dan PGRI tidak terima karena perbuatan tersebut melecehkan guru.

Baca Juga: Gituan Sama Murid, Ibu Guru Hamil Ngadu ke Polisi Malah Disel

"Kalau kejadiannya seperti ini, kenyamanan guru tidak ada lagi, dari pada guru minta pindah lagi karena ketakutan mengejar di sekolah tersebut," ujarnya.

Ia menyatakan, khawatir setelah kejadian ini guru hanya melaksanakan tugas mengajar saja, guru tidak lagi menjalankan fungsi membimbing siswa.

Kalau guru pesimis seperti itu, katanya, selanjutnya guru hanya sebatas mendidik saja, guru tidak lagi membimbing, kalau mengajar anak kelas enam bisa mengajar anak kelas satu.***


Editor: Syaiful Amri

Sumber: Antara


Tags

Terkait

Terkini