Taliban Ganti Kementerian perempuan dengan Polisi Moral

- 18 September 2021, 19:02 WIB
Pemain timnas wanita Afghanistan melarikan diri ke Pakistan dari Taliban.
Pemain timnas wanita Afghanistan melarikan diri ke Pakistan dari Taliban. /REUTERS/Kevin Lamarque

PUBLIKTANGGAMUS.COM - Pasca Taliban resmi kembali berkuasa di Afghanistan, Kementerian urusan Perempuan ditutup dan diganti dengan lembaga penegak aturan syariat Islam di kalangan masyarakat.

Palang dengan tulisan "Kementerian Perempuan" dicopot sejumlah pekerja pada Jumat (17/9) dan diganti dengan "Kementerian Doa, Bimbingan, dan Promosi Pencegahan Perilaku Buruk".

Lembaga tersebut terkenal kerap menegakkan doktrin agama yang ketat saat rezim Taliban berkuasa era 1996-2001 lalu.

Baca Juga: Artis TikTok Tabrak Ibu Anak Hingga Tewas, Penggemar Sebut Pelaku Terlalu Imut Untuk di Penjara

Para pekerja juga mengusir pegawai kementerian perempuan dari gedung tersebut hingga menimbulkan aksi protes.

Karyawan wanita mengatakan, mereka telah mencoba datang untuk bekerja seperti biasa selama beberapa minggu terakhir sejak Taliban mengambil alih pemerintahan Afghanistan.

Namun, melalui video yang diambil di depan gedung kementerian itu, para pegawai perempuan di kementerian itu mengaku dilarang bekerja hingga diperintahkan pulang ke rumah.

Salah satu karyawan wanita berkata gedung kementerian akhirnya dikunci pada Kamis (16/9).

"Saya satu-satunya pencari nafkah di keluarga saya. Ketika kementerian (perempuan) saja sudah tidak ada, apa yang harus dilakukan perempuan Afghanistan?" ucap wanita tersebut kepada Reuters.

Sebelum Amerika Serikat menginvasi Afghanistan pada 2001 lalu, rezim Taliban menerapkan serangkaian aturan yang mengekang peran dan hak perempuan di negara itu.

Selama pemerintahan Taliban itu, Kementerian Doa, Bimbingan, dan Promosi Perilaku Buruk beroperasi dan dikenal sebagai polisi moral. Lembaga itu kerap menegakkan interpretasi hukum Islam di kalangan masyarakat, terutama aturan berpakaian pada perempuan.

Baca Juga: Rambut Anaknya Digunting Dua Kali, Seorang Ayah Tuntut Pihak Sekolah Rp14 Miliar

Kementerian tersebut terkenal kejam lantaran kerap menghukum para pelanggar di depan publik seperti mencambuk perempuan yang dinilai berpakaian tidak sopan atau melanggar aturan lainnya.

Penutupan kementerian perempuan pun dinilai sejumlah pihak semakin memperlihatkan bahwa Taliban belum berubah sesuai janjinya, terutama soal perlindungan hak perempuan.

 

Editor: Ardi Hariadi

Sumber: Reuters


Tags

Terkait

Terkini