Kisah Mantan Guru yang Kini Tinggal di Gubuk Bekas Penyimpanan Bata Bersama sang Keluarga

- 6 Januari 2022, 08:02 WIB
Gubuk tempat tinggal sebuah keluarga, M Fuaidin (43) dan istrinya Wiwin (39) serta kedua anak laki-lakinya di  Blok Loji,  RT 02/01, Desa Ligung, Kecamatan Ligung, Kabupaten Majalengka. Mereka sudah tiga tahun tinggal di gubuk bekas penyimpanan bata merah milik majikannya, Rabu 5 Januari 2021
Gubuk tempat tinggal sebuah keluarga, M Fuaidin (43) dan istrinya Wiwin (39) serta kedua anak laki-lakinya di Blok Loji, RT 02/01, Desa Ligung, Kecamatan Ligung, Kabupaten Majalengka. Mereka sudah tiga tahun tinggal di gubuk bekas penyimpanan bata merah milik majikannya, Rabu 5 Januari 2021 /Kabar Cirebon/Tati Purnawati/

PUBLIKTANGGAMUS.COM - M Fuaidin (43) dan istrinya Wiwin (39) serta kedua anak laki-lakinya warga Blok Loji, RT 02/01, Desa Ligung, Kecamatan Ligung,Kabupaten Majalengka sudah tiga tahun menempati gubuk bekas penyimpanan bata merah milik majikannya.

Jarak gubuk ke pemukiman penduduk sekitar beberapa ratus meter sedangkan ke tempat bekerja membuat bata kisaran 5 meteran.

Gubuk yang berada di antara kebun bambu dan lio bata tempat mereka bekerja membuat bata merah milik Jaja Subahja mantan kepala Blok di Desa Ligung ini hanya berukuran lebih kurang 6mx4m terbuat dari bambu. 

Baca Juga: Wow! Seorang Pria Rela Jual Asetnya untuk Beli Ikan Koi Rp1 Miliar

Sedangkan, atap gubuk berasal dari terpal yang dijepit bambu, dindingnya terbuat dari plastik bekas penutup bata yang sebagian sudah robek-robek. 

Di bagian tempat tidur dinding terbuat dari kain dan sedikit terpal yang juga mulai robek. Ketika hujan deras air masuk dari bagian samping dan sebagian dari atap.

Tempat tidur yang terbuat dari bambu serta diatasnya terdapat kasur yang nampak sudah lusuh, tak cukup untuk tidur berempat, hanya katanya dipaksakan hingga berhimpitan. 

Baca Juga: Dampak Buruk Konsumsi Air Lemon Setiap Hari, Salah Satunya Dapat Menyebabkan Sering Buang Air Kecil

Di bagian dinding tempat tidur terdapat kalender Tahun 2021 sekaligus untuk menutupi lubang yang dikaitkan ke tiang bambu. Di dinding itu juga terdapat  tas sekolah lusuh milik kedua anak laki-lakinya yang kini duduk dibangku kelas III dan V SD Ligung.

Dapurnya ada di bagian sisi hampir menyatu dengan tempat tidur, katanya menghindari angin dan hujan. 

Halaman:

Editor: Syaiful Amri

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Terkait

Terkini