Kemendikbudristek: Hampir Tiga Juta Masyarakat di Indonesia Masih Buta Aksara

- 5 September 2021, 14:45 WIB
Kegiatan pemberantasan buta aksara di PKBM Bahrul Ulum, Lombok Timur, NTB, yang berlokasi di permukiman Suku Sasak.*
Kegiatan pemberantasan buta aksara di PKBM Bahrul Ulum, Lombok Timur, NTB, yang berlokasi di permukiman Suku Sasak.* //Dok. Kemdikbud

 

PUBLIKTANGGAMUS.COM - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) mencatat, hampir 3 juta masyarakat di Indonesia masih buta aksara. Secara wilayah, Jawa Timur dan Jawa Tengah masuk dalam lima besar dengan tingkat buta aksaran tertinggi.

Berdasarkan data Kemendikbudristek, pada 2019 sebanyak 3.081.136 jiwa masih buta aksara. Angka itu menurun pada 2020 menjadi sebesar 2.961.060 jiwa yang tak bisa baca tulis.

"Jawa Timur masih ada sekitar 800 ribu orang yang masih buta aksara," kata Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Menengah (PAUD Dikdasmen) Jumeri, Minggu 5 September 2021.

Baca Juga: Indonesia Terima 207 Ribu Vaksin AstraZeneca dari Belanda

Jumeri menyebutkan, lima besar provinsi yang tingkat buta aksaranya tinggi secara berurutan yakni Jatim, Papua, Jawa Tengah, Nusa Tenggara Barat, dan Sulawesi Selatan. Sekitar 800 ribu orang buta aksara di Jatim, 500 ribu di Papua, 400 ribu lebih di Jateng, dan 200 ribu lebih di NTB maupun Sulsel.

"Wilayah lain yang angka buta aksara masih di atas 100 ribu orang yakni di Nusa Tengara Timur, dan Kalimantan Barat. Sisanya seperti di Banten dan Bali, sudah di bawah 100 ribu penduduk yang buta aksara," tuturnya.

Tercatat, penyandang buta aksara tertinggi ada pada kelompok usia 44 tahun ke atas. Ada sejumlah kendala yang dihadapi dala pengentasan buta aksara.

"Tahun ini hanya turun sedikit dari 1,78 persen menjadi 1,71 persen, memang semua terkendala dalam proses pembelajaraan. baik pendidikan keaksaraan maupun pendidikan umum," kata Direktur Pendidikan Masyarakat dan Pendidika Khusus Samto.

Baca Juga: Deretan Negara yang Bakal Jalin Hubungan dengan Taliban

Menurut Samto, persentase angka buta aksara di Jatim dan Jateng memang kecil. Namun, dari sisi jumlah, relatif cukup besar mengingat dua provinsi itu merupakan wilayah padat penduduk.

"Kita akan komunikasikan dengan Pemda. Juga bagaimana daerah lain yang tingkat buta aksaranya masih tinggi itu betul-betul memusatkan perhatian," pungkasnya.

Editor: Ardi Hariadi


Tags

Terkait

Terkini

x