Anggaran Kemendikbudristek 2022 Turun, Nadiem: Program Pendidikan Banyak yang Terdampak

- 31 Agustus 2021, 23:09 WIB
Mendikbud ristek Nadiem Anwar Makarim saat rapata dengan Komisi X DPR spal perolehan WTP
Mendikbud ristek Nadiem Anwar Makarim saat rapata dengan Komisi X DPR spal perolehan WTP /Kemendikbud ristek/

PUBLIKTANGGAMUS.COM - Menterian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Makarim mengatakan, bahwa jumlah anggaran Kemendikbudristek untuk 2022 turun dari Rp8,54 triliun menjadi 72,99 triliun.

"Anggaran Kemendikbudristek turun dari 2021 dari 81,53 triliun menjadi 72,99 triliun," kata Nadiem saat Rapat Kerja dengan Komisi X DPR, Selasa, 31 Agustus 2021.

Menrut Nadiem, dengan turunnya anggaran tersebut, akan berdampak pada program prioritas yang akan pihaknya jalankan pada tahun 2022. Padahal, dirinya membutuhkan tambahan anggaran untuk mendanai program itu.

"Karena mengalami penurunan anggaran, kami mengalami defisit sasaran program. Sebagai contoh pada program Kartu Indonesia Pintar Kuliah (KIP-K), kebutuahan target 794.539 orang dengan anggaran Rp10,06 triliun maka menjadi kekurangan target 200 ribu orang dengan kekurangan anggaran sebesar Rp1,26 triliun," tuturnya.

Baca Juga: UMKM Lampung Mau Promosi Gratis di Lapak Ganjar? Ternyata Caranya Gampang Banget!

Sedangkan untuk kekurangan lainnya yakni program beasiswa ADIK, Beasiswa Unggulan, sertifikasi dosen dan tunjangan guru besar nonPNS, tunjangan guru nonPNS termasuk tunjangan profesi guru, layanan infrastruktur IT Kementerian, Media Buying/kehumasan, peralatan TIK.

"Selanjutnya produksi content, advokasi dan sosialisasi penguatan karakter, penguatan ekstrakurikuler, pendampingan pembelajaran guru pada Sekolah Penggerak, Organisasi Penggerak. Kemudian sertifikasi guru prajabatan dalam jabatan, program studi terbina penjaminan mutu, Mahasiswa menjalankan wirausaha," paparnya.

Program SDM Dikti yang mengikuti peningkatan mutu, SDM dikti yang mengikuti pendidikan gelar, perguruan tinggi kelas dunia, akreditasi BAN juga terdampak. Selanjutnya Perguruan Tinggi penerima BOPTN non penelitian (insentif IKU), BOPTN Penelitian (Matching Fund dan Competitive Fund), Penelitian terapan (BOPTN penelitian vokasi).

Kemudian, SMK Pusat Keunggulan dan yang dikembangkan berbasis industri 4.0, program mahasiswa pendidikan tinggi vokasi yang mengikuti uji kompetensi profesi dan mengikuti pembelajaran di luar kampus, serta upskilling reskilling guru kejuruan dan kepala sekolah juga ikut terdampak.

Baca Juga: Ini Daftar 15 Orasi Ilmiah Dalam Rekor Pengukuhan Guru Besar Unila

"Untuk mendanai program-program prioritas tersebut, Kemendikbudristek masih memerlukan tambahan anggaran sebesar 9,9 triliun," pungkasnya.

 

Editor: Ardi Hariadi

Sumber: Kemendikbudristek


Tags

Terkait

Terkini