HUT RI ke-76: Akhiri Kondisi Darurat Pendidikan Indonesia

- 17 Agustus 2021, 19:59 WIB
Ketua Komisi X DPR RI Syaiful Huda dalam diskusi Dialektika Demokrasi bertajuk “Menakar Urgensi Sekolah Tatap Muka”.
Ketua Komisi X DPR RI Syaiful Huda dalam diskusi Dialektika Demokrasi bertajuk “Menakar Urgensi Sekolah Tatap Muka”. / Foto: Runi/nvl  

PUBLIKTANGGAMUS.COM - Peringatan Hari Kemerdekaan ke-76 Republik Indonesia harus jadi momentum untuk mengakhiri kondisi darurat pendidikan di Indonesia. Salah satunya, dengan segera membuka sekolah untuk pembelajaran tatap muka (PTM). 

Menurut Ketua Komisi X DPR Syaiful Huda, berbagai persyaratan untuk membuka sekolah sudah terpenuhi. Mulai dari tren penurunan kasus covid-19  dan banyaknya guru dan siswa yang menjadi sasaran vaksin, hingga ancaman learning loss yang kian dalam. 

"Bertepatan dengan momentum Hari Kemerdekaan maka sudah selayaknya sekolah-sekolah juga bisa dibuka kembali," kata Huda dalam keterangannya, Selasa, 17 Agustus 2021.

Baca Juga: Walkot Lampung: Pandemi Jangan Surutkan Rasa Nasionalisme

Huda melihat, bahwa sistem Pembelajaran Tatap Muka (PTM) saat ini sangat mendesak untuk dilakukan. Terlebih, hampir semua kalangan sepakat jika pembelajaran jarak jauh (PJJ) selama satu setengah tahun terakhir tidak berjalan optimal.

"Kami sepakat dengan pandangan baik dari kawan-kawan MPR maupun DPD jika pelaksanaan PJJ tidak berjalan optimal sehingga memunculkan berbagai dampak negatif baik secara akademis, pengembangan karakter, maupun sosial bagi peserta didik," ujarnya.

Terlebih lagi, kata Huda l, mayoritas orang tua siswa juga berharap agar PTM di sekolah segera dilaksanakan. "Saya pastikan jika PJJ terus dilakukan maka akan memberikan dampak bagi pengembangan mental spiritual anak-anak," imbuhnya.

Huda menilai, minimnya interaksi peserta didik dengan kawan-kawan maupun lingkungan sekolah membuat anak-anak terjebak pada kebiasaan baru yang bersifat negatif. Misalnya, main game online secara berlebihan atau kian tergerusnya kecerdasan emosional anak-anak.

"Situasi ini harus diakui telah memunculkan darurat pendidikan bagi bangsa kita," tegasnya.

Namun di sisi lain, Huda mengakui, jika PJJ telah memberikan dampak positif berupa lompatan stake holder pendidikan Indonesia untuk akrab dengan teknologi informasi. Namun, situasi secara umum belum memungkinkan jika lompatan tersebut menjadi legitimasi untuk membawa ekosistem pendidikan di tanah air untul full berbasis teknologi informasi. 

Baca Juga: Laporta: Keputusan Melepas Messi Sangat Tepat

"Kendala di lapangan akan begitu kompleks jika konsep pendidikan kita full berbasis teknologi informasi. Masih banyak PR jika sepenuhnya mengarah ke sana. Mulai dari belum meratanya akses internet, minimnya literasi digital, hingga ketiadaan gawai dari peserta didik," tuturnya.

Untuk itu, Huda mengusulkan kepada Kementerian Pendidikan, Kemendikbudristek mematangkan konsep hybrid learning sebagai langkah awal pembukaan sekolah. Dengan konsep ini, kata dia, siswa akan bisa merasakan pembelajaran tatap muka sekaligus bisa tetap belajar online. 

"Jadi teknisnya ada bisa seminggu shif online seminggu bisa tatap muka. Atau tiga hari online, dua hari tatap muka. Dengan konsep ini kita juga masih menjaga potensi terjadinya klaster (covid-19) sekolah karena saat ini masih musim pandemi," pungkasnya.






Editor: Ardi Hariadi


Tags

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x