900 Proposal Program Riset Terapan Masuk ke Kemendikbudristek

- 9 Agustus 2021, 21:20 WIB
Riset Kaspersky menyebutkan 49 persen responden atau satu dari dua orang di Asia Pasifik memberikan syarat wajib vaksin kepada teman kencannya yang meminta untuk bertemu tatap muka atau kopi darat.
Riset Kaspersky menyebutkan 49 persen responden atau satu dari dua orang di Asia Pasifik memberikan syarat wajib vaksin kepada teman kencannya yang meminta untuk bertemu tatap muka atau kopi darat. /Moh Badar Risqullah/Lingkar Madura

PUBLIKTANGGAMUS.COM - Sebanyak 900 proposal calon peserta program riset keilmuan terapan dalam negeri dosen perguruan tinggi vokasi telah diterima Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek).

Koordinator Kemitraan dan Penyelarasan Bidang Pendidikan Tinggi Vokasi dan Profesi Direktorat Kemitraan dan Penyelarasan Dunia Usaha dan Dunia Industri (Mitras DUDI) Agus Susilohadi mengatakan, program ini dilaksanakan mengacu pada demand driven, yakni riset untuk menyelesaikan persoalan yang ada di industri dan masyarakat.

"Program ini menekankan kemitraan antara perguruan tinggi vokasi dengan DUDI. Kami mencoba untuk membangun ekosistem riset yang sinergis, aplikatif dan memberi manfaat bagi peningkatan ekonomi masyarakat," kata Agus, dalam keterangannya, Senin 9 Agustus 2021.

Baca Juga: Selamat, Indonesia Bawa Pulang 15 Medali pada Kompetisi Matematika Internasional

"Terkait pendanaan program ini, dengan ajuan maksimal setiap usulan sebesar Rp500 juta," sambungnya.

Dalam prakteknya, Kemendikbudristek mendapatkan kewenangan untuk merancang skema, menentukan persyaratan, menentukan kriteria penerima, serta menyelenggarakan seleksi pemenang.

"Program diharapkan dapat menjadi salah satu project based learning bagi mahasiswa vokasi dan bisa menggandeng mahasiswa ke dalam tim riset," ujarnya

Baca Juga: Catat, Kuota Internet Kemendikbudristek Tak Bisa Akses Medsos dan Gim

Tim Program Penguatan Ekosistem Kewirausahaan Kemendikbudristek, Hedy R Agah, menambahkan, orientasi program ini agar tim periset dan perguruan tinggi mampu dalam pemenuhan kebutuhan demand driven.

Halaman:

Editor: Ardi Hariadi

Sumber: Kemendikbudristek


Tags

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah