Meski Dikecam AS, Erdogan Bakal Beli Lebih Banyak S-400

- 26 September 2021, 20:57 WIB
Presiden Rusia Vladimir Putin (kanan) bertemu dengan Presiden Turki Tayyip Erdogan di Sochi, Rusia, 3 Mei 2017.
Presiden Rusia Vladimir Putin (kanan) bertemu dengan Presiden Turki Tayyip Erdogan di Sochi, Rusia, 3 Mei 2017. /

PUBLIKTANGGAMUS.COM - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan tengah mempertimbangkan membeli lebih banyak sistem misil S-400 buatan Rusia meski mendapat kecaman keras dari Amerika Serikat.

Dalam wawancara dengan CBS News, Erdogan mengatakan Turki akan membuat keputusan seputar sistem pertahanan secara independen tanpa intervensi pihak mana pun.

"Turki tidak mendapat opsi untuk membeli misil Patriot buatan AS, dan Washington juga tidak kunjung mengirim pesawat jet tempur F-35 meski sudah menerima pembayaran USD1,4 miliar," kata Erdogan kepada koresponden Margaret Brennan di New York pekan kemarin, dikutip Minggu ini, 26 September 2021.

Baca Juga: Baby Aurel Lahir! Atta Halilintar Bingung Istrinya Diam-diam ke Rumah Sakit

Dapat diketahui, Turki didepak dari program jet tempur F-35, dan jajaran petinggi pertahanannya dijatuhi sanksi usai Ankara membeli sistem pertahanan misil S-400.

AS menentang keras pembelian S-400 karena dianggap sebagai ancaman terhadap F-35. Turki menegaskan S-400 dapat digunakan secara independen tanpa perlu diintegrasikan ke NATO, sehingga tidak akan memicu risiko keamanan kepada negara-negara anggotanya, termasuk AS.

Tahun lalu, AS menjatuhkan sanksi kepada Turki atas pembelian S-400 dengan menggunakan aturan yang dibuat di tahun 2017 terkait pengaruh Rusia. Sanksi terhadap Turki tersebut merupakan kali pertamanya aturan bernama CAATSA itu dipakai.

Meski mendapat sanksi, Erdogan berkukuh tetap melanjutkan pembelian S-400. Kini, ia bahkan mewacanakan membeli tambahan S-400. "Tentu saja, tentu saja iya," ucap Erdogan saat ditanya Brennan mengenai apakah Turki akan membeli lebih banyak S-400.

Baca Juga: Lagi Cari Tambah Pemasukan, Coba Pekerjaan Sampingan Ini

Editor: Ardi Hariadi

Sumber: CBS News


Tags

Terkait

Terkini