Mau Buat Kapal Selam Nuklir, Indonesia Peringatkan Austtralia

- 17 September 2021, 19:56 WIB
4 kapal selam milik Royal Navy Inggris dilengkapi dengan rudal balistik bertenaga nuklir
4 kapal selam milik Royal Navy Inggris dilengkapi dengan rudal balistik bertenaga nuklir /Royalnavy.mod.uk

PUBLIKTANGGAMUS.COM - Indonesia mengingatkan Australia agar memenuhi kewajibannya mengenai pembatasan senjata nuklir.

Hal itu menyusul rencana Negeri Kanguru memutuskan untuk mengembangkan kapal selam bertenaga nuklir.

"Indonesia menekankan pentingnya komitmen Australia untuk terus memenuhi kewajibannya mengenai non-proliferasi nuklir," demikian pernyataan pemerintah Indonesia, dikutip dari laman resmi Kementerian Luar Negeri, Jumat, 17 Septemeber 2021.

Baca Juga: Ngeri! Seorang Wanita Temukan Potongan Jari Manusia yang Sudah Busuk dalam Hamburger

Selain itu, Kemlu juga menegaskan bahwa Indonesia mendorong Australia untuk terus memenuhi kewajiban menjaga perdamaian, stabilitas, dan keamanan di kawasan sesuai Treaty of Amity and Cooperation.

Kemlu juga menyatakan, bahwa Indonesia sangat prihatin atas perlombaan senjata dan proyeksi kekuatan militer di kawasan yang kian meningkat dalam beberapa waktu belakangan.

"Indonesia mendorong Australia dan pihak-pihak terkait lainnya untuk terus mengedepankan dialog dalam menyelesaikan perbedaan secara damai," tulis Kemlu.

Pernyataan itu berlanjut, "Dalam kaitan ini, Indonesia menekankan pentingnya penghormatan terhadap hukum internasional termasuk UNCLOS 1982 dalam menjaga perdamaian dan keamanan di kawasan."

Kemlu RI merilis pernyataan ini ketika suasana kawasan memanas setelah Australia mengumumkan kerja sama militer dengan Inggris dan Amerika Serikat pada Kamis (16/9). Berdasarkan kesepakatan itu, Australia akan diberikan akses teknologi AS untuk membangun delapan kapal selam bertenaga nuklir.

Baca Juga: Rangking FIFA Timnas Indonesia Anjlok, Kalah Mentereng dengan Singapura

Dalam pernyataan bersama, Australia, AS, dan Inggris menyatakan bahwa mereka menjalin kerja sama untuk melawan kekuatan dan pengaruh "musuh" yang semakin besar di kawasan, terutama Laut China Selatan.

Editor: Ardi Hariadi

Sumber: KEMENLU


Tags

Terkait

Terkini