Waspada! Puluhan Anak di India Meninggal Usia Menderita Demam

- 2 September 2021, 00:57 WIB
 Ilustrasi nyamuk malaria, studi baru ilmuwan menunjukkan krisis iklim dapat menyebabkan umat manusia beresiko terkena malaria dan demam berdarah/pixabay/41330
Ilustrasi nyamuk malaria, studi baru ilmuwan menunjukkan krisis iklim dapat menyebabkan umat manusia beresiko terkena malaria dan demam berdarah/pixabay/41330 /

PUBLIKTANGGAMUS.COM - Pada musim kemarau seperti saat ini, masyarakat yang tinggal di dalam negara tropis diingatkan bahaya ancaman penyakit demam berdarah yang dibawa oleh jenis nyamuk dengue.

Yang sudah terjadi saat ini, sudah lebih dari sepekan ini anak-anak di beberapa distrik di Negara Bagian Uttar Pradesh, India utara, bangun tidur dengan demam dan badan yang basah kuyup oleh keringat.

Banyak dari mereka mengeluhkan nyeri sendi, sakit kepala, dehidrasi, dan mual. Dalam beberapa kasus, mereka melaporkan ruam yang tersebar di lengan dan kaki mereka.

Baca Juga: Astaga! Jepang Temukan Partikel Stainless Steel dalam Vaksin Moderna

Setidaknya 50 orang, kebanyakan anak-anak, telah meninggal karena demam itu, dan ratusan lainnya dirawat di rumah sakit di enam distrik di bagian timur negara bagian. Tidak satu pun yang meninggal dinyatakan positif Covid-19.

Para dokter di beberapa distrik yang terdampak - Agra, Mathura, Mainpuri, Etah, Kasganj, dan Firozabad - percaya bahwa demam berdarah, infeksi virus dengue yang ditularkan oleh nyamuk, bisa jadi merupakan penyebab utama kematian.

Tenaga kesehatan paling senior di distrik Firozabad, Dr. Neeta Kulshresta mengatakan, bahwa mereka berkata banyak pasien yang dibawa ke rumah sakit mengalami penurunan jumlah trombosit, komponen darah yang berperan dalam penggumpalan darah, yang merupakan ciri-ciri demam berdarah parah.

"Para pasien di rumah sakit, khususnya anak-anak, meninggal dengan sangat cepat," kata Dr. Neeta.

Nyamuk betina, dengue utamanya adalah penyakit tropis dan telah beredar di India selama ratusan tahun. Penyakit ini endemik di lebih dari 100 negara, namun sekitar 70% kasus dilaporkan dari Asia.

Halaman:

Editor: Ardi Hariadi


Tags

Terkait

Terkini