PUBLIKTANGGAMUS.COM-Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Kabupaten Tanggamus menyatakan bahwa akan berkoordinasi dengan Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) Provinsi Lampung.
Persoalan kerusakan Bendungan Way Ngarip di Kecamatan Wonosobo, Bendungan tersebut merupakan kewenangan dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung.
Kepala Dinas PUPR Tanggamus, Riswanda Djunaidi melalui Kepala Bidang Pengairan Dwi Nopianto mengatakan bahwa tahun lalu, kondisi kerusakan pihak Dinas PUPR Tanggamus sudah melaporkan ke Dinas PSDA Provinsi Lampung. Harapannya agar, bendungan Wayngarip mendapat penanganan.
"Kami sudah lapor dan meminta agar bendungan diperbaiki, tapi tahun ini belum mendapat prioritas.
Hal ini mungkin karena anggaran terbatas dan ada prioritas lain di wilayah Tanggamus seperti kegiatan Bronjong Waysemaka dan Waybelu,"kata Dwi Nopianto mewakili Kepala Dinas PUPR Tanggamus Riswanda Djunaidi, Senin 6 September kemarin.
Baca Juga: Myanmar Bebaskan Biksu Kontroversi yang Dijuluki 'Buddhist Bin Laden'
Kendati demikian, Dinas PUPR Tanggamus, tahun ini kembali akan mengajukan perbaikan bendungan Way Ngarip yang sudah alami kerusakan parah pasca diterjang banjir bandang empat tahun lalu tersebut ke Dinas PSDA Provinsi Lampung.
"Dinas PUPR terus berupaya agar bendungan Wayngarip dapat diperbaiki, tahun ini kembali kami berkoodinasi dan ajukan perbaikan dengan bukti-bukti foto, mudah-mudahan tahun depan dapat terealisasi perbaikannya,"pungkas Dwi Nopianto.
Baca Juga: Melawan Petugas, warga Wonosobo Tanggamus Pelaku Perampasan Sepeda Motor Dihadiahi Timah Panas
Diberitakan sebelumnya, bendungan Way Ngarip yang terletak di Kecamatan Wonosobo merupakan salah satu bendungan terbesar di Kabupaten Tanggamus.
Bendungan yang berpusat di Pekon Balak itu menjadi salah satu sumber air pemasok irigasi untuk mengairi ribuan hektare areal persawahan yang ada di wilayah Kecamatan Wonosobo.
Namun sayang, empat tahun lalu bendungan tersebut rusak akibat diterjang banjir. Karena tidak kunjung diperbaiki, sekarang kerusakannya semakin parah.
Baca Juga: DiJadikan Sebagai Edemi Indonesia Siap Damai dengan Covid-19
"Empat tahun lalu terjadi banjir bandang. Segelondongan kayu-kayu berukuran besar hanyut terbawa banjir dan menghantam bendungan sehingga bendunganya rusak," kata Surahman, salah seorang warga setempat.
Menurutnya, kerusakan bendungan itu cukup parah. Dimana, pada bagian bawah bendungan sudah hancur total. Selain itu, pada bagian tengah bendungan juga sudah rusak. Ditambah lagi dengan kecilnya debit air sungai jika di musim kemarau.
"Kalau sekarang pasokan airnya cukup, tapi kalau kemarau pasokan air ke irigasi kecil," ujar Surahman***