Hasil Uji Praklinik Pertama Vaksin Unair Menjanjikan

- 18 Agustus 2021, 18:09 WIB
Prof Dr Fedik Abdul Rantam drh saat menyampaikan hasil penelitian Vaksin Merah Putih UNAIR
Prof Dr Fedik Abdul Rantam drh saat menyampaikan hasil penelitian Vaksin Merah Putih UNAIR /Unair


PUBLIKTANGGAMUS.COM - Ketua Peneliti Vaksin Merah Putih, Prof Fedik Abdul R mengatakan, bahwa vaksin COVID-19 karya peneliti Universitas Airlangga (Unair) telah merampungkan fase uji praklinik pertama dengan hasil yang menjanjikan.

"Hasil uji praklinik pertama hasilnya baik dari segi imunogenetik, trombosis vena serebral (CVT) juga baik, termasuk juga toksisitas di dalamnya dan menghasilkan sesuatu yang menjanjikan," kata Fedik dikutip dari Antara, Rabu, 18 Agustus 2021.

Baca Juga: Modus Lipatgandakan Uang, Polisi Sita Rp1,5 Miliar Milik Mbah Jamrong

Menurut Fendik, hasil yang didapat dari uji praklinik tahap pertama pada hewan transgenik itu menjadi dasar bagi pengembangan fase kedua yang nantinya menggunakan hewan uji makaka yang saat ini sedang berjalan.

"Beberapa respons imun yang kita dapatkan mulai dari fisik sampai fisiologi makaka tersebut ada respons imun seluler, kemudian antibodi ini menunjukkan tren yang lebih baik. Berarti dosis yang kita berikan itu berfungsi dan mudah-mudahan bisa menginduksi antibodi yang lebih baik," ujarnya.

"Secara umum, hasil uji klinik pada fase pertama menunjukkan  kemampuan menginduksi antibodi yang tinggi," sambungnya.

Terkait kendala pada fasilitas 'bio safety level 3' yang sempat dialami Unair pada uji praklinik fase pertama, kata Fendik, saat ini telah diatasi setelah ada pendampingan sarana prasarana laboratorium dari Kementerian Kesehatan.

Fendik menjelaskan, Vaksin Merah Putih Unair dikembangkan melalui platform inactivated virus atau virus yang dimatikan. Platform tersebut merupakan satu dari lima yang terpilih untuk dikembangkan sebagai vaksin COVID-19 di Tanah Air.

"Kita ada model peptide, vaksin tetes oral, koktail antibodi dan adenovirus, yang terpilih adalah inactivated virus," katanya.

Fedik menambahkan plaform inactivated virus tersebut saat ini sedang menjalani fase kedua uji praklinik bekerjasama dengan perusahaan farmasi swasta PT Biotis Pharmaceutical Indonesia yang berdomisili di Bogor, Jawa Barat.

Baca Juga: Wapres Ma'ruf Amin Merasakan Adanya Manuver Politik Praktis di Kalangan MPR RI

"Saya melihat komitmen dari PT Biotis Pharmaceutical Indonesia sangat tinggi karena biaya dari produk inactivated virus itu jauh lebih besar membutuhkan sarana prasarana yang terstandar nasional dan internasional," pungkasnya.

Sementara itu, sebanyak lima kandidat Vaksin Merah Putih di Indonesia selain yang dikembangkan Universitas Airlangga di antaranya karya peneliti Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman berplatform subunit protein rekombinan, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) berlatform rekombinan, Institut Teknologi Bandung (ITB) beplatform subunit protein rekombinan dan adenovirus vector.

Editor: Ardi Hariadi

Sumber: Antara


Tags

Terkait

Terkini