Tersangka Teroris Bertambah 370 Orang, Densus 88 Maksimalkan Operasi di Daerah

- 25 Desember 2021, 08:26 WIB
Barang bukti yang berhasil diamankan oleh Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri melakukan penggeledahan bekas kantor Yayasan Abdurrahman bin Auf di Way Halim, Bandar Lampung, Lampung, Rabu 3 November 2021. Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri mengamankan tiga orang terduga pelaku di beberapa lokasi di Lampung beserta sejumlah barang bukti berupa delapan unit Central Processing Unit (CPU) dan 791 kotak amal untuk proses penyelidikan.
Barang bukti yang berhasil diamankan oleh Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri melakukan penggeledahan bekas kantor Yayasan Abdurrahman bin Auf di Way Halim, Bandar Lampung, Lampung, Rabu 3 November 2021. Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri mengamankan tiga orang terduga pelaku di beberapa lokasi di Lampung beserta sejumlah barang bukti berupa delapan unit Central Processing Unit (CPU) dan 791 kotak amal untuk proses penyelidikan. /Antara/Ardiansyah

PUBLIKTANGGAMUS.COM - Paham terlarang yang biasa disebut radikal masih betah bercokol di bumi pertiwi.

Terbukti dari sekian banyak skandal dan penangkapan yang berlangsung di sejumlah daerah, sudah 370 orang ditetapkan jadi tersangka.

Jumlah ini ternyata meningkat dibandingkan tahun 2020 sebanyak 232 orang. Ini tentu saja bukan sebatas tugas Densus 88 Anti Teror.

Dibutuhkan pendekatan, edukasi dan pembinaan secara intens agar paham-paham radikal segera enyah di bumi pertiwi.

Baca Juga: Lagi! Densus 88 Tangkap Tersangka Teroris di Lampung, Ternyata Profesinya Kepala Sekolah SD Negeri

Dari data dan penjelasan yang dibeberkan Kepala Bagian Bantuan Operasi (Kabag Banops) Densus 88 Antiteror Polri Kombes Pol Aswin Siregar, peningkatan ini terjadi karena upaya operasi pencegahan dan penindakan teroris yang dilakukan Densus 88 semakin efektif.

Dikatakan Aswin Siregar, jumlah tersangka teroris yang meningkat bukan berarti jaringan teroris semakin meluas di Indonesia.

Kemajuan teknologi dan kondisi pandemi yang terjadi selama kurun waktu dua tahun terakhir mendorong semua orang masuk ke dunia virtual yang tanpa batas, hal ini dimanfaatkan oleh jaringan teroris.

Baca Juga: Seremnya Peristiwa Nyata 5 Film Dokumenter Serangan Teroris di Netflix

Halaman:

Editor: Syaiful Amri

Sumber: Antara


Tags

Terkait

Terkini