PUBLIKTANGGAMUS.COM-Minimnya vaksinasi covid-19 di pengaruhi berita hoax di tengah masyarakat, pada umumnya mereka ketakutan untuk melakukan vaksinasi di karenakan terdampak buruk setelah di vaksin.
Di kutip PublikTanggamus dari PikiranRakyat, Juru bicara vaksinasi Covid-19 dari Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi menyebutkan marak beredarnya hoax turut memicu masih rendahnya capaian partisipasi vaksinasi.
Hingga saat ini, realisasi capaian vaksinasi baru sekitar 25 persen dari keseluruhan target vaksinasi terhadap 208 juta jiwa rakyat Indonesia.
Baca Juga: Tok! Pendapatan Pemprov Lampung Rp7,538 Triliun, Raperda Perubahan APBD 2021 Diteken
Nadia menyebutkan, pihaknya menerima laporan hoax seputar vaksinasi telah mencapai 1.300 jenis yang beredar di masyarakat.
"Paling banyak disebarkan melalui aplikasi pesan singkat, sisanya ada juga yang disampaikan melalui media sosial, situs web, televisi, media cetak, surat elektronik, juga radio," kata Nadia saat menjadi pembicara pada konferensi pers yang diselenggarakan Gojek secara virtual, Senin 23 Agustus 2021.
Informasi yang disebarkan melalui hoax tersebut paling banyak menyebutkan efek vaksinasi ada juga yang menyebutkan vaksinasi merupakan upaya penanaman chip, vaksinasi mengandung magnet, dan lainnya.
Baca Juga: Antisipasi Pasien Covid-19 Membludak, PUPR Tambah 359 Bed Perawatan di RSCM
Hoax yang kerap diramu dengan fakta itu yang akhirnya membuat sebagian besar masyarakat ragu hingga akhirnya memilih untuk tidak divaksin.